One day around Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Hari Minggu, 15 Oktober kemarin saya dan teman-teman beserta guru-guru di SMP JIBBS melakukan lawatan pendidikan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta Timur, kami akan berkunjung ke Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP IPTEK) dan Museum Bayt Al-Qur’an. Sebenarnya saya sudah pernah mengunjungi kedua museum tersebut ketika saya masih SD bersama teman SD saya dan juga dilain waktu bersama dengan orang tua dan keluarga saya.
Kami berangkat dari Bogor jam 07.15 pagi dengan menggunakan bis ukuran ¾. Perjalanan ini menghabiskan waktu sekitar 1 ½ jam. Saya menghabiskan waktu di perjalanan dengan membaca buku dan ngobrol dengan teman sebangku saya.
Sampai di gerbang TMII ada seorang petugas yang masuk kedalam bis kami untuk menghitung jumlah orang yang akan masuk ke dalam TMII ini. Setelah urusan membayar tiket selesai bis kami langsung melaju ke PP IPTEK.
Sesampainya di PP IPTEK kami harus menunggu sebentar, karna Ust. Jam’ul mesti ber-nego terlebih dahulu. Tidak lama setelah itu kamipun turun dengan membawa tas masing-masing. Kami berjalan menuju pintu masuk PP IPTEK, lalu kami mengumpulkan tas kami di tempat penitipan tas, dikarenakan kami tidak boleh membawa tas, makanan dan minum kedalam. Tapi saya tidak lupa untuk mengeluarkan buku tulis dan pensil yang saya bawa dari sekolah.
Setelah itu kami berbaris di depan pintu masuk untuk mendengarkan sambutan dari petugas PP IPTEK beliau menyambut kami dengan sangat terbuka. Beliau mengatakan di PP IPTEK ini kami dapat mencoba 250 eksperimen sains, lalu kami akan diajak nonton film ilmiah dan melihat percobaan roket air. Beliau juga menjelaskan tentang bagian-bagian ruang yang berada di dalam PP IPTEK.
Ketika saya masuk ke dalam gedung PP IPTEK ini saya melihat ada stage yang dimana kita bisa melihat peta planet maupun bintang di Galaksi Bimasakti dari sebuah layar dan beberapa percobaan tentang musik. Namun saya tidak dapat mencobanya karna percobaan tersebut baru akan di luncurkan tanggal 1 Desember 2009. Saya langsung menuju bagian teknologi, disana saya dapat melihat mesin-mesin atau contoh-conoh pesawat, mobil bahkan satelit.
Lalu saya menuju ruangan yang bernama Istana Cahaya, ruanganya memang cukup gelap dan menyeramkan bagi anak-anak. Saya sempat berpikir kalau eksperimen ini belum aktif namun begitu saya masuk say adapt menggunakan semua eksperimen yang ada didalam ruang tersebut. Saya menyimpulkan apabila ruangan ini terang pasti eksperimen tentang cahaya nya akan kuarang begitu jelas.
30 menit setelah saya mencoba beberapa eksperimen di ruangan teknologi, Ust. Marjuki memenggil kami untuk berkumpul dan langsung menuju ruang Auditorium untuk menontonfilm ilmiah. Sesampainya di sana, saya melihat ruangan Auditorium sudah cukup penuh, sayapun berpikir untuk keluar, namun salah satu petugas PP IPTEK mengarahkan saya untuk duduk di kursi yang memang kosong.
Beberapa menit setelah itu ada seorang petugas yang memberikan sambutan. Beliau mengatakan film yang akan kita tonton adalah film tentang Tsunami yang berjudul “Tsunami Chaser” atau pengejar Tsunami, dia juga memperingatkan bahwa lampu akan di maatikan.
Ketika lampu dimatikan banyak siswa SD yang berteriak karna takut. Film “Tsunami Chaser” bercerita tentang petualangan 3 orang peneliti yang meneliti Tsunami di daerah Papua New Guinea tepatnya di Laguna Sashono. Film itu berdurasi sekitar 30 menit. Ternyata Tsunami di Laguna Sashono itu mencapai ketinggian 10 meter dan seblumnya disertai gempa sebesar leih dari 7 skala Richter.
Setelah film selesai diputar ada seorang petugas yang mengarahkan kami untuk melihat percobaan roket air. Kamipun menyanggupinya, sebelum kami melihat peluncuran roket air itu kami melihat video tentang cara membuat roket tersebut dan beberapa cuplikan dari workshop cara membuat roket air yang sudah dilaksanakan. Selesai kami menonton video tersebut kami mendengarkan penjelasan yang lebih mendalam dari seorang petugas.
Lalu kami diarahkan untuk keluar menuju lapangan parkir PP IPTEK untuk melihat percobaan roket air. Setelah kami berada di luar, seorang petugas mulai mendemonstrasikan cara menggunakanya. Beliau memanggil 2 orang relawan untuk mencoba melakukan hal ini. Di percobaan pertama Ust. Khaliq dan Ust. Safari maju untuk menjadi relawan, Ust. Khaliq memasukan air sebanyak 400 ml ke dalam roket lalu Ust. Safari memompa udara kedalam alat peluncurnya dan setelah itu Ust. Khaliq menekan sebuah rem sepeda untuk meluncurkanya, dan seketika WUUUSSSS…. roket air meluncur ke atas dengan menyemprotkan air di belakangya. Seketika kamipun berteriak karna takut basah dan bertepuk tangan.
Lalu pada percobaan kedua saya, Bardan serta Fadhil M.S, saya yang memasukan airnya lalu Bardan yang memompanya dan Fadhil M.S yang menekan rem-nya dan demonstrasi roket air berakhir dengan beberapa pertanyaan dari siswa-siswa yang menonton. Sayapun bertanya bagaiman kalo roket tidak dilengkapi sayap petugas itu menjawab, kalau tidak ada sayap rocket tidak akan bisa meluncur dengan seimbang atau lurus.
Setelah itu saya langsung menuju ruangan Listrik dengan berlari, di dekat ruang listrik ada Tsunami corner, disana kita dapat melihat eksperimen bagaimana terjadinya Tsunami dan juga ada sebuah Gempa Simulator. Saya pun langsung mencoba Gempa Simulator, Gempa Simulator berbentuk seperti rumah kalau kita masuk ke dalam kita dapat merasakan getaran-getaran yang diakibatkan oleh gempa.
Lalu saya menuju ruangan Listrik dan Magnet banyak juga percobaan menarik disana. Ada satu percobaan dari ruangan tersebut yang saya sukai, saya tidak begitu memperhatikan namanya. Percobaan itu menjelaskan tentang terjadinya petir, caranya kita hanya menekan tombol merah yang berada di eksperimen itu dan seketika terjadilah hambatan listrik yang mengakbatkan munculnya sinar yang berbentuk seperti petir.
Setelah itu Ust. Marjuki memanggil kami lagi untuk berkumpul, beliau mengatakan kita harus pergi menuju lantai 2 untuk melihat demonstrasi sains. Ketika kami sampai di lantai dua ternyata sedang ada demosntrasi sains untuk sekolah lain. Akhirnya saya pergi dulu ke ruang energi, ternyata di ruang energi tidak banyak eksperimen yang menarik melainkan membosankan. Kebanyakan eksperimen di ruang energi berlatar belakng nuklir, saya sangat tidak tertarik dengan nuklir.
Lalu saya berjalanan menuju ruangan yang bernama Cermat atau Cerdas Matematika. Sesuai dengan namanya eksperimen disana banyak yang berlatar belakang matematika seperti Teorema Phytagoras, percobaan memindahkan balok dan sebagainya. Lalu saya menuju ruangan yang bernama Pojok Kelana ruangan ini seperti perpustakaan kecil yang berisi banyak buku sains, saya hanya duduk-duduk dan tduran saja di sana.
Beberapa menit kemudian barulah giliran sekolah saya menyaksikan demonstrasi sains. Percobaan pertama yang di demonstrasikan adalah tentang keseimbangan, sang petugas menyediakan satu papan yang sudah ditancapkan satu paku lalu san petugas bertanya “siapa yang bisa meletakkan 5 paku diatas satu paku ini?” Ust. Safari pun mencoba untuk melakukanya namun paku terus jatuh hingga saat Ust. Jam’ul mencoba dan ia pun berhasil ia meletakkan pakunya.
Lalu di percobaan kedua sang petugas menyediakan 3 buah tabung reaksi yang berisi 3 cairan dengan warna berbeda. Petugas itu memanggil 3 relawan lalu majulah Syauqi, Iqbal dan Yusuf, sang petugas memberikan setiap mereka satu tbung reaksi, Syauqi di berikan tabung reaksi yang berisi cairan berwarna hijau, lalu Yusuf diberikan tabung reaksi yang berisi cairan berwarna merah dan Iqbal diberikan tabung reaksi yang berisi cairan berwarna kuning. Setelah itu sang petugas mengeluarkan lagi satu tabung reaksi yang lebih besar lalu beliau mengarahkan kepada 3 orang itu untuk menumpahkan sedikit demi sedikit cairan itu dan hasilnya cairan merah berada di paling bawah, cairan kuning berada di paling atas dan cairan hjau berada di tengah.
Ternyata cairan warna kuning itu minyak, cairan warna hijau itu air dan cairan warna merah itu sirup. Percobaan ini menjelaskan tentang masa jenis suatu cairan. Dilanjutkan percobaan ke 3 tentang tes buta warna, kami diberikan satu kertas yang warna dan tulisanya sama dan kami disuruh menyebutnya lalu kami diberi kertas lagi yang isinya warna dan tulisanya berbeda kami juga disuruh untuk menyebutnya, intinya otak manusia itu banyak yang tidak seimbang ada yanglebih ke kiri dan lebih ke kanan. Acara demonstrasi sains ini ditutup dengan percobaan reaksi kimia dari cuka dan soda kue, mungkin percobaan ini sangatlah sudah biasa di JIBBS jadi tidak perlu saya jelaskan ya.
Setelah itu kami diarahkan oleh Ust. Marjuki untuk langsung menuju Mushalla di lantai yang paling atas. Sesampainya di Mushalla saya sempat merasa bingung mencari tempat wudhu. Akhirnya saya menemukan tempat wudhu walaupun agak jauh. Shalat Dzuhur kali ini di Imami oleh Rizqi Sina dari kelas 3.
Selesai shalat kami langsung makan di ruang bekas perpustakaan di samping Mushalla, ternyata di dalam sudah ada banyak orang yang berasal dari gereja Advent langit ke 7 Kramat Pulo. Tapi akhirnya kami makan disana dengan lesehan, kami makn siang dengan nasi Padang. Di tengah-tengah nikmatnya menyantap hidangan makan siang tiba-tiba salah satu wali murid datang, kami merasa senang juga.
Selesai makan siang kami mencuci tangan kami masing-masing di toilet lalu Ust. Marjuki mengatakan kepada kami bahwa kami memiliki waktu berkeliling lagi selama 30 menit. Setelah itu kami langsung memasuki bis untuk pergi ke Museum Bayt Al-Qur’an.
Sampai di Museum Bayt Al-Qur’an kami langsung memasuki bagian Galeri nya, ternyata masuk kedalam Museum Bayt Al-Qur’an ini tidak perlu membayar sedikitpun, kami hanya disuruh mengisi buku tamu. Di Museum Bayt Al-Qur’an kami bisa melihat Mushaf-mushaf yang sudah berumur maupun yang hampir rusak, Mushaf model baru dan pastinya Mushaf Istiqlal yang ditulis atas perintah Presiden Soeharto dan dengan hiasan halaman yang berasal dari seluruh Nusantara.
Ada satu Mushaf yang saya suka, ialah Mushaf Jakarta di Mushaf Jakarta ada hiasan yang berbentuk Monas. Sayapun melihat kotak-kotak atau peti yang digunakan untuk menyimpan Mushaf Istiqlal lalu ada Mushaf Sunda, Mushaf Malaysia dan Mushaf yang besar sekali yang ditulis oleh orang Sumatra.
Selesai terkagum-kagum dengan Mushaf-mushaf yang memukau beberapa diantara kami ada yang ingin mengunjungi Akuarium Air Tawar tapi tidak sebanding dengan banyaknya siswa yang ingin pulang. Karna waktu sudah mendekati Ashar akhirnya kami singgah dahulu di Masjid Agung At-Tin.
Ternyata di dalam Masjid ada orang yang baru selesai melaksanakan akad nikah dan waktu masih menunjukkan 5 menit sebelum Ashar. Jadi saya berjalan keliling-keliling Masjid, terakhir saya mengunjungi masjid ini ketika saya masih kelas 3 SD jadi saya sudah hamper lupa dengan kehebatan masjid ini. Masjid ini lebih besar dari Masjid Sultan Ahmet di Turki, saya pun merasa cukup terpukau.
Tak terasa Adzan sudah berkumandang, saya bergegas ke dalam ruang Shalat. Selesai shalat. Dengan berlari saya langsung menuju tempat penitipan sepatu untuk mengambil sepatu saya dan bergegas menuju bis. Di tengah jalan saya bertemu dengan Dudi dan Ayyasy yang sedang membeli Pecel, di Jakarta saya jarangmenemukan bakul pecel seperti ini. Saya berjalan bersama Dudi menuju bis agar saya bisa meminta pecel dari dia, dan diapun memberinya karna kepedasan.
Sampai di bis saya langsung memasang headset ke telinga saya dan mencolokanya ke handphone. Ternyata bis tidak langsung menuju tol, bis singgah di SPBU terlebih dahulu. Sayapun menghabiskan waktu di bis dengan mendengar music dan tidur.
Ketika saya bangun saya terkejut dengan pemandangan macet di Gadog, saya melihat Ust. Sandi pamit pulang ke beberapa siswa kelas 3 dan iapun keluar dari Bis. Karena macet teman saya, Nabil merasa kebelet dan akhirnya ia turun dan langsung berjalan ke SPBU, tapi beberapa detik setelah itu polisi pun lewat dan jalan menuju ke atas dibuka. Nabil pun langsung masuk ke dalam pintu bis yang sudah terbuka. Akhirnya kami sampai di lapangan yang dekat dengan sekolah jam 18.30.
(Capeknya, kesokan hari nya saya sakit -,-)
0 comment:
Post a Comment